Rabu, 26 Mei 2010
Bom WTC Turunkan Kelahiran Bayi Laki-laki
VIVAnews - Stres yang disebabkan serangan bom atas World Trade Center, New York, pada 11 September 2001, diduga menurunkan angka kelahiran bayi laki-laki di Amerika Serikat. Goncangan psikologi karena bom itu membuat calon bayi laki-laki yang sudah berusia kehamilan di atas 20 minggu gagal dilahirkan.
Penelitian dari BMC Kesehatan Publik menemukan 12 persen bayi laki-laki hilang pada September 2001 itu, setelah 20 minggu kelahiran, dibandingkan September pada tahun-tahun lain. Data bahkan menyatakana, lebih sedikit bayi laki-laki lahir di seluruh negara bagian Amerika Serikat antara tiga sampai empat bulan setelah peristiwa mengerikan itu.
Sebuah kajian dari Universitas California, Irvine, data ini menguatkan teori "kehilangan komunal." Teori ini mengenai stres mental akut yang berkaitan dengan peristiwa nasional seperti 9/11, bahkan tanpa ada koneksi langsung dengan orang yang meninggal atau terlibat dalam peristiwa itu.
Seperti dilansir BBC, ibu hamil diperkirakan mudah mengalami peristiwa ini, sehingga menyebabkan bayi laki-lakinya tak lahir.
Untuk menganalisis angka kematian calon bayi ini, para peneliti mengumpulkan data antara tahun 1996 sampai 2002. Ketika dianalisis, mereka menemukan angka rata-rata kematian calon bayi laki-laki setiap bulan di Amerika pada periode itu adalah 995, sementara bayi perempuan 871 setiap bulan. Kemudian pada September 2001, riset itu menemukan tambahan 120 kematian calon bayi laki-laki, atau meningkat 12 persen.
Dr Tim Brucker, yang memimpin tim penelitian Irvine, menyatakan kegagalan kehamilan ini adalah angka kasar. Angka sebenarnya lebih besar lagi. "Di banyak spesies, kondisi stres dilaporkan mengurangi kelahiran jantan," katanya.
Hampir 3.000 orang meninggal ketika dua pesawat jet yang dibajak menabrak gedung kembar WTC, yang membuat keduanya lalu runtuh. (wm)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar