Selasa, 06 April 2010

Cokelat Asli Cita Rasa Prancis

TAKbanyak orang mengetahui perbedaan cokelat asli dan cokelat palsu.Untuk mencari tahu,Anda bisa datang ke L’Atelier du Chocolat.


Di toko sekaligus kafe ini,menu yang tersaji seluruhnya terbuat dari cokelat asli. Kudapan bernama cokelat banyak penggemarnya, baik yang tersaji secara batangan maupun yang sudah diolah menjadi cake atau permen lollipop.Pencinta cokelat ratarata menyukai cita rasanya yang manis. Itu karena cokelat sudah ditambah dengan gula dan susu. Cita rasa cokelat yang asli, menurut pemilik outlet L’atelier du Chocolat, Francis Mestre, sesungguhnya ada yang pahit, ada pula yang tidak, bergantung pada komposisi campurannya.Namun,cokelat asli pasti mengandung bubuk cocoamurni, bukan campuran dari minyak nabati dan gula yang banyak ditemukan pada produk cokelat palsu alias compound.

”Sebagian besar cokelat yang beredar di Jakarta adalah cokelat compound, cokelat palsu, sehingga harganya murah.Saya tahu mereka melakukannya karena bisnis, tapi saya berpendapat itu cheating,” kata Francis yang ditemui di gerai L’Atelier du Chocolat, Kemang, Jakarta Selatan. Menurut Francis, cokelat asli dan compound bisa dibedakan dengan cara cukup mudah.Anda tinggal memperhatikan pada saat chocolate candy atau yang berbentuk batangan dipatahkan, apakah dia menghasilkan serbuk atau hanya patahan? Jika terdapat banyak serbuk, berarti cokelat yang digunakan adalah cokelat compoundyang menurut Francis mengandung bahan- bahan pengawet.Selain itu,cokelat asli lazimnya langsung lumer di mulut ketika disantap.Sementara, cokelat compound biasanya menempel dulu di gigi.

Francis menjamin produk yang ditawarkan di L’Atelier du Chocolat adalah berkualitas dan asli. Satu lagi yang menjadi unggulan,cita rasa yang dimunculkan ”diadopsi” dari Prancis, negara asal si empunya outlet. ”Ini memang toko cokelat Prancis.Namun,cita rasanya sudah dicocokkan dengan selera orang Indonesia. Hanya, produk yang dihasilkan di sini tidak mayoritas. Rasa cokelat kami tidak sama karena lebih serupa dengan cokelat di Eropa,” papar pria Prancis yang sudah sembilan tahun tinggal di Indonesia itu. L’Atelier du Chocolat di Kemang berdiri sejak September 2001. Tiga tahun kemudian, toko plus kafe cokelat ini membuka cabang di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.Selain dijual di toko sendiri, produk cokelat yang seluruhnya dibuat oleh Francis beserta para stafnya juga dijajakan di supermarket KemChicks.

”Saya dibantu beberapa pegawai membuat cokelat itu sendiri dan tanpa bahan pengawet. Makanya, produk L’Atelier du Chocolat tidak bisa bertahan terlalu lama. Paling bisa tahan tiga minggu,” ujar Francis. Demi menjaga kualitas dan cita rasa cokelat Eropa, Francis harus mengimpor bahan baku cokelatnya dari Swiss dan Prancis.Cokelat yang dihasilkan dari cocoa berkualitas tinggi asal Venezuela dan Indonesia itu lantas diolah di dapur L’Atelier du Chocolat yang berada di kawasan Meruya,Jakarta Barat. Kebersihan proses produksi menjadi perhatian utama pria yang dulu berprofesi sebagai movie editor itu.”Semua harus bersih seperti di laboratorium.Peralatan membuat cokelat pun dibersihkan menggunakan alkohol,”imbuh Francis.

Keahlian Francis membuat produk cokelat berupa candy maupun cake didapat dari sebuah sekolah chef di Paris, Prancis. Selukbeluk cokelat dipelajarinya di sana selama kurang lebih dua tahun. Kemampuan Francis melukis serta memahat rupanya juga memengaruhi kepiawaiannya membuat bentuk- bentuk cake cokelat yang unik dan cantik.Ambil contoh, di outlet L’Atelier du Chocolat Kemang terdapat cokelat dengan bentuk relief Candi Borobudur, boneka-boneka salju, bunga mawar, bingkai foto, dan berkaitan dengan perayaan Paskah belum lama ini,Francis juga membuat cokelat berbentuk telur. ”Saya orang yang suka mengerjakan banyak hal. Saya suka film, saya juga suka melukis dan carving.

Cuma sekarang yang saya pahat itu cokelat atau keju,” ujar pria yang memang mewarisi bakat berbisnis kuliner dari keluarganya itu. ”Kakek saya punya toko cokelat di Paris.Dulu saya sering membantu beliau membuat cokelat. Jadi, memasak dan cokelat adalah hal yang sejak dulu ada di keluarga saya,”tuturnya.(titi s apridawaty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar